SELAMAT DATANG DI ASIABIGBET | AGENT SPORTBOOK, LIVECASINO DAN POKER TERPERCAYA DI ASIA | BONUS NEW MEMBER 10% + 100% Satelit NASA Temukan Misteri Baru Yupiter ~ Asiabigberita
SELAMAT DATANG DI ASIABIGBET | AGENT SPORTBOOK, LIVECASINO DAN POKER TERBESAR DAN TERPERCAYA DI ASIA | BONUS NEW MEMBER 10% + 100%

Friday, May 26, 2017

Satelit NASA Temukan Misteri Baru Yupiter


             Satelit NASA Temukan Misteri Baru Yupiter

 Asiabigberita - Pesawat angkasa luar tanpa awak milik NASA yang bertugas untuk mengeksplorasi Yupiter, Juno, baru-baru ini mengirimkan penemuan mengejutkan.

Dalam misi melintasi kutub planet gas raksasa itu, Juno menemukan bahwa terdapat angin topan dahsyat yang 'mengamuk' di dekat kutub Yupiter dan juga terdapat aurora raksasa.

"Inovasi tentang inti, komposisi, magnetosfer, dan kutubnya sama menakjubkannya dengan foto-foto yang dihasilkan misi itu," ujar penyidik utama Juno, Scott Bolton, dari Southwest Research Institute di San Antonio dalam satu pernyataan di podcast Science.

Sejak tiba di orbit Yupiter pada Juli 2016, hingga sekarang Juno telah membuat 5  pengumpulan data -- yang pertama pada 27 Agustus 2016 dan terakhir pada 19 Mei 2017. Sebelum Juno, belum ada pesawat antariksa yang bisa melihat kutub Yupiter dari jarak dekat.

"Anda melihat warna kebiruan ini, dan tidak sedikit badai topan yang berputar di sekitar kutub. Ini hampir terlihat seperti kawah meteor, namun, tentu saja, ini semua atmosfer. Ini semua gas," ujar Bolton.

Dikutip dari Space.com, Jumat (26/5/2017), sampai saat ini belum jelas apa yang memicu topan di kutub, yang sejumlah di antaranya bahkan seluas 1.400 kilometer.

"Selama menjalankan misi, kita dapat melihat kutub tersebut dan melihat bagaimana mereka berkembang," kata Bolton. "Mungkin topan itu terus ada di sana, atau mungkin ia datang dan pergi."

Melalui pengukuran yang dilakukan Juno, diketahui pula bahwa medan magnet Yupiter 2  kali lebih kuat dibanding prediksi ilmuwan. Data gravitasi tersebut juga melihat banyak gerakan aneh dan mendalam yang mungkin terjadi di dalam Yupiter.

"Yupiter lebih kompleks dari yang kita, gerakan yang terjadi di dalamnya lebih membingungkan. Mungkin saja mereka terbentuk dengan cara berbeda dari apa yang disarankan oleh gagasan simpel kita," jelas Bolton.

Aurora Jovian

Ilmuwan telah mengetahui bahwa angin Matahari dan rotasi planet merupakan salah satu faktor pendorong terbentuknya aurora Jovian--planet gas raksasa dalam tata surya, yakni Yupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus. Para peneliti kesempatan untuk mempelajari fenomena itu dalam rinci yang belum terjadi sebelumnya telah diberikan tapi Juno.

Penelitian terbaru yang dipimpin oleh John Connerney dari Space Research Corporation and Goddard Space Flight Center NASA di Maryland, sejumlah kejutan di dalamnya ditemukan mengungkapkan detil apa yang sudah dipelajari tim Juno tentang aurora dan magnetosfer Yupiter dan.

Sebagai contoh, partikel yang terkait dengan aurora Yupiter terlihat berbeda dengan aurora yang terjadi di Bumi.

"Kami bisa melihat bahwa dia (aurora) tak bekerja persis seperti apa yang kita kira, atau seperti apa yang dilakukan Bumi," kata Bolton.

"Kami tak mampu melihat partikel naik turun di kedua arah seperti apa yang kita kira bisa menyebabkan aurora. Jadi tentu ada beberapa kejadian aneh yang masih perlu kita sisir dan pahami lebih baik," jelas Bolton.

Jawaban terkait aurora di Yupiter ditemukan orbit yang lebih dekat memungkinkan tim Juno untuk.

"Kami mempunyai gagasan tentang jalan mana yang harus ditempuh, tapi dibutuhkan sejumlah data untuk benar-benar menguji teori apa pun yang kami buat dan melihat apakah kami betul," kata Bolton.

Juno diluncurkan pada Agustus 2011 dan tiba di orbit Yupiter pada 4 Juli 2016. Sejak saat itu, pesawat antariksa bertenaga surya tersebut sudah menggunakan delapan  instrumen untuk mempelajari komposisi gas raksasa, struktur interior, serta medan magnet dan gravitasi.

Pesawat antariksa tersebut akan terus terus melanjutkan misinya setidaknya hingga Februari 2018.

Nama Juno berasal dari Dewi Romawi dengan nama yang sama. Dia memiliki kemampuan melihat perihal di balik awan untuk melihat kelakuan nakal suaminya, Yupiter, yang bersembunyi di baliknya.

Sama seperti dewi itu, Juno juga mampu mengintip awan tebal Yupiter untuk mempelajari pembentukan dan evolusi planet. Menurut pejabat NASA, sejarah tata surya secara keseluruhan dapat dijelaskan informasi tersebut. 


Agen Casino Online | Casino Terpercaya | Casino Indonesia | Game Online | Judi Online | Jual Chip Poker | Judi Bola | Permainan Poker | 
Bandar Poker | Game Casino Online | Game Online Terpercaya | Agen Poker | Poker Uang Asli | Agen Togel | Prediksi Togel Terpercaya |

Related Posts:

  • Gay Yang Sakit Hati, Membalas Dendam Dengan Sadis.Mancanegara, Asiabigbet.com - Karena dendam, seorang pria menggunakan aplikasi kencan untuk mencemarkan reputasi mantan kekasihnya. Ribuan orang pun berdatangan kepada mantan kekasihnya itu dan menagih melakukan seks.Seorang … Read More
  • Perempuan Tertua Di Dunia, Dengan Umur 117 Tahun.Internasional, Asiabigbet.com - Perempuan berusia 117 tahun, Emma Morano, meninggal dunia. Nenek asal Italia yang lahir pada 19 November 1899 itu, memegang Guinness World Record sebagai manusia dan perempuan tertua di dunia."… Read More
  • Shooting Film Diluar Kota, Sambilan Jual Tubuh.Surabaya, Asiabigbet.com - Model AS (23) mengaku telah sepekan berada di Surabaya untuk keperluan shooting sebuah film. Selama sepekan itu, AS mengaku sudah tiga  kali melayani tamu pria hidung belang dengan biaya short … Read More
  • Ternyata Jokowi Tidak Mendukung Ahok.Jakarta, Asiabigbet.com - Presiden Joko Widodo beserta aparat penegak hukum dan keamanan dianggap sudah bersikap netral dalam Pilkada DKI 2017.Tuduhan aneka pihak bahwa Jokowi mendukung pasangan Basuki Tjahaja Purnama- Djarot… Read More
  • Bayi Yang Lahir Didalam Pesawat.Turki, Asiabigbet.com - Memang ini bukan yang pertama terjadi di pesawat. Sebelumnya, sudah ada beberapa wanita yang melahirkan di dalam pesawat, ketika hendak traveling.Kali ini seorang penumpang Turkish Airlines yang bernam… Read More

0 komentar:

Post a Comment