asiabigbet.com - Wakil Ketua Koordinator Bidang Pengabdian Masyarakat dan Kebijakan Publik Dewan Pimpinan Daerah Partai Golkar DKI Jakarta Bambang Waluyo Djojohadikusumo meyakini tidak ada kesalahan dalam pidato Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok saat berkunjung ke Kepulauan Seribu. Sebab, dia menyaksikan sendiri bahwa warga pulau tetap menunjukkan keramahan bahkan menyuguhi sukun goreng.
Sukun goreng, kata Bambang, merupakan salah satu tradisi penduduk pulau dalam menyambut tamu. "Jadi orang-orang pulau, kalau mereka senang terhadap tamu, sebelum pulang mereka akan gorengi sukun," kata Bambang di Rumah Lembang, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis 12 Januari 2017.
Menurut dia, hal tersebut menunjukkan tak ada kemarahan dari warga setempat setelah mendengarkan pidato Ahok tersebut. Tak ada juga masyarakat yang protes atau mengusir. “Jika memang ada penodaan agama, masyarakat seharusnya mengepung atau meracun rombongan,” kata dia.
Menurut Bambang, sukun goreng itu ditawarkan oleh salah seorang warga pulau saat rombongan hendak pulang. Perjalanan rombongan pun sempat terhenti. "Sukun goreng yang membuat saya itu menjadi indikator ada kepuasan dan kebahagian masyarakat pulau atas kunjungan Pak Gubernur. Setelah makan sukun kami pulang," ujarnya.
Dalam pidato yang disampaikan Ahok kala itu, disampaikan mengenai program budidaya ikan kerapu dan akan berbagi hasil atas keuntungan dengan porsi 80:20. Saat itu, masyarakat juga meresponnya dengan baik. “Proses sosialisasi berjalan dengan sangat akrab, kekeluargaan karena program yang diberikan Pak Ahok kepada masyarakat Kepulauan Seribu luar biasa," kata Bambang.
Sambil berkelakar, Bambang mengatakan satu-satunya penistaan yang dilakukan oleh Ahok adalah menghabiskan hidangan ikan kerapu yang sudah ia incar sejak awal. "Dia (Ahok) menghabisi ikan kerapu yang sudah saya incar. Mestinya saya yang melapor," ujar Bambang terkekeh.
0 komentar:
Post a Comment