HANOI, AsiaBigBerita - Kepolisian di Hanoi, ibu kota Vietnam, Kamis (19/1/2017), hanya dalam beberapa menit menghentikan aksi protes anti-China dalam peringatan kenangan terkait sengketa kedua negara di Laut China Selatan lebih dari empat dasawarsa.
Vietna dan China terlibat sengketa lama karena Vietnam mengaku memiliki Laut China Selatan, perairan yang juga hampri seluruhnya diklaim China, seperti dilaporkan kantor berita Reuters.
Empat negara lain turut mengklaim laut yang dilalui kapal dagang senilai lima triliun dollar Amerika Serikat setiap tahunnya itu.
Unjuk rasa di Hanoi dimulai setelah aksi peringatan damai untuk para tentara Vietnam selatan yang tewas pada 1974. Tentara itu tewas saat China mengambil alih Kepulauan Paracel.
Polisi menangkap 20 pengunjuk rasa dan membawa mereka ke dalam bus karena memilih bertahan walau telah diperingatkan.
Para pengunjuk rasa bahkan menyatakan, "Hancurkan pendudukan China" dan banyak slogan anti-China lainnya.
Pejabat pemerintah dan kepolisian enggan memberi keterangan apapun, bahkan media milik negara juga tidak memberitakan demonstrasi tersebut.
Ketegangan dua negara komunis itu sempat memanas saat China memindahkan kilang minyaknya di Laut China Selatan pada 2014.
Langkah China diprotes banyak warga Vietnam. Namun hubungan keduanya sempat membaik, walau militer masing-masing pihak masih bersiaga di perairan sengketa itu.
China dan Vietnam sepakat minggu lalu untuk mengatasi perbedaan serta menjaga perdamaian di Laut China Selatan.
Pernyataan itu disampaikan saat Ketua Partai Komunis Vietnam Nguyen Phu Trong ketika ia berkunjung ke China.
Potensi kekayaan di Laut China Selatan dinilai menjadi pusat perhatian global yang melibatkan sejumlah negara, tidak saja negara-negara di kawasan, tetapi juga AS dan bahkan Rusia.
Amerika Serikat lewat calon menteri luar negerinya, Rex Tillerson, misalnya, sempat menyatakan, akses China untuk mendatangi pulau buatannya di Laut China Selatan harus ditutup.
0 komentar:
Post a Comment